Kamis, 15 Oktober 2009

Jika Kaulah Kamu, Maka Inilah Aku...

Jika Kau adalah gurun,, Maka ku tak ingin menjadi Hujan..
Jika kau adalah sang Api,, maka aku tak ingin menjadi Air..

Dan ketika kutau kaulah butiran Salju,, aku bersumpah tak ingin menjadi hangat..
Dan saat kutau kaulah Sinar Pelangi,, Aku takkan pernah menjadi Malam...

Wherever You Are,, I'll make you Live In...
Whatever You Are,, I'll make You Alive....

Sabtu, 10 Oktober 2009

Hitam - Putih (Ketegasan memupus Kebiasaan Buruk)

Perlu adanya ketegasan dalam membuat keputusan, juga keberanian untuk merubah suatu kebiasaan, tradisi, pola, cara, dan segala yang telah terbiasa terjadi secara berulang-ulang… di ruang lain ketika tulisan ini masih dalam proses pun telah menunggu masa depan sebuah kebiasaan untuk dieksekusi (urusan pribadi si Rudy sendiri :p), dan menunggu untuk ditentukan eksistensi keberlanjutannya.

Memang akan teramat banyak pertimbangan yang bermunculan ketika seseorang akan bersikap tegas, karena ketegasan cenderung lebih kuat, “mati”, hitam-putih, dan tidak ada negosiasi lebih lanjut. Dan hal itu terjadi dalam sebuah ketegasan untuk menghanguskan sebuah sifat buruk, dan mungkin hal ini cenderung lebih berat. Sedikit membuka mata, jika dipandang lebih teliti rasanya sifat buruk terjadi atas dasar keinginan atau kesukaan sang pelaku, sehingga sebagian pemilik sifat buruk akan teramat sulit melepaskan diri. (karena secara alamiah manusia memang selalu berusaha memenuhi apa yang diinginkan atau disukai), sedangkan menghilangkan sifat buruk berarti membunuh satu bentuk pemenuhan keinginan, dan berarti memutus jalan ego, hasrat ataupun nafsu untuk terpuaskan, dan juga berarti mengurangi keterjagaan kondisi dari sebuah mood, demikian rantai yang berkaitan dalam proses penghilangan sebuah kebiasaan buruk.

Lalu apa yang bisa kita lakukan ? Mungkin satu kuncinya adalah Ketegasan,, ketegasan akan berperan sangat penting dalam menghilangkan kebiasaan buruk, dan masalahnya adalah ketika ketegasan hati berperang melawan rasa untuk mempertahankan terpenuhinya kebutuhan…

Sebuah pandangan subjektif dalam membela sebuah ketegasan untuk menghilangkan kebiasaan buruk… "Buruk ialah buruk, bukanlah nilai positif...!", meski mungkin tanpa telaah lebih dalam terhadap skala buruk tersebut, namun sebuah persepsi sederhana cukup dapat menghakimi dengan sebuah predikat baik dan buruk.

Kata “kebiasaan” telah menjelaskan kejadian yang berulang-ulang, maka yang harus dilakukan ialah memutus mata rantai yang berbatas pada terjadinya hal tersebut, dan inilah saat dimana ketegasan akan berperan, karena akan terdapat banyak pilihan : memutus, mengurangi, atau membiarkan saja, karena pemikiran kita yang cenderung diinterupsi oleh hasrat pemenuhan keinginan melebihi kesadaran terhadap akibat negatif dari sebuah sebab atau tindakan.

Saat kita menyadari interupsi tersebut, usahakan semaksimal mungkin pikiran sehat untuk terus menangkal interupsi hasrat dan teruslah melompat kepada kesadaran terhadap baik dan buruknya akibat dari sebuah sebab tersebut, dimana dalam konteks ini ialah kebiasaan buruk, dan setelah itu pikiran yang sehat akan dapat berlaku tegas dalam memutuskan untuk mematikan mata rantai yang menjadi generator pada kebiasaan buruk tersebut, dan akan siap untuk menerima konsekuensi yang datang dari ketegasan tersebut, sangat manusiawi jika kemudian hari akan ada penyesalan dari ketegasan tersebut, namun sadarilah bahwa kita telah melakukan hal yang berani dan menjadi orang yang berpihak terhadap sebuah ketegasan positif pada konteks ini yaitu untuk tidak berkompromi pada keberlangsungan kebiasaan buruk…